Berapa banyak hutan yang hilang pada tahun 2022?

Get the Latest in Your Inbox

Want to stay up to date on the state of the world’s forests? Subscribe to our mailing list.

Subscribe

popup

Ini adalah arsip Forest Pulse, yang diperbarui setiap tahun menggunakan data kehilangan tutupan pohon tahunan untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai hilangnya hutan di seluruh dunia. Pembaruan tahunan dirilis setiap tahun dan mencakup tren tahun sebelumnya. Lihat analisis terbaru di sini.

Tingkat Kehilangan Hutan Primer Tropis pada tahun 2022 Memburuk, Terlepas dari Komitmen Global untuk Mengakhiri Deforestasi

Oleh Mikaela WeisseElizabeth Goldman dan Sarah Carter

Negara tropis kehilangan 10% lebih banyak hutan hujan primer pada tahun 2022 dibandingkan dengan 2021, menurut data baru dari University of Maryland dan tersedia di platform Global Forest Watch WRI.  

Total kehilangan hutan primer tropis pada tahun 2022 berjumlah 4,1 juta hektare. Ini sama dengan kehilangan hutan seluas 11 lapangan sepak bola setiap menit. Semua kehilangan hutan ini menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 2,7 gigaton (Gt), setara dengan emisi bahan bakar fosil tahunan India.

Kehilangan hutan primer tropis, 2002-2022

More

Peningkatan kehilangan hutan ini dikemukakan pada tahun pertama setelah para pemimpin dari 145 negara bersumpah pada Deklarasi Pemimpin Glasgow tentang Hutan dan Penggunaan Lahan untuk menghentikan dan membalik kehilangan hutan sebelum akhir dekade, dan mengakui pentingnya hutan dalam memerangi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Alih-alih mendapati penurunan kehilangan hutan primer yang konsisten untuk mencapai tujuan itu, trennya bergerak ke arah yang salah.  

Umat manusia saat ini tidak berada di jalur yang tepat untuk memenuhi komitmen utama terkait hutan. Baca selengkapnya di Pelacak Target kami. 

More

Mengapa hutan begitu penting?

Hutan adalah ekosistem vital untuk memerangi perubahan iklim yang menunjang mata pencaharian dan melindungi keanekaragaman hayati.


Iklim: Selagi penduduk global menghadapi “peringatan akhir“ tentang krisis iklim, mengurangi deforestasi adalah salah satu langkah berbasis lahan yang paling terjangkau untuk menanggulangi perubahan iklim. Hutan berfungsi sebagai penghasil dan penerima karbon, dengan menyerap karbon dioksida di udara ketika tumbuh atau tumbuh kembali dan mengeluarkannya ketika ditebang atau terdegradasi.


Kesejahteraan umat manusia: Sekitar 1,6 miliar orang, termasuk hampir 70 juta Masyarakat Adat, mengandalkan sumber daya hutan demi mata pencaharian mereka.. Deforestasi, khususnya di negara tropis, juga memengaruhi suhu dan curah hujan di wilayah setempat dengan cara yang dapat memperparah dampak perubahan iklim global di wilayah setempat, yang kemudian memengaruhi kesehatan manusia dan produktivitas pertanian. 


Keanekaragaman hayati: Hutan menaungi sebagian besar keanekaragaman hayati dari ekosistem mana pun di Bumi. Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global yang diadopsi pada tahun 2022 menekankan pentingnya menghentikan dan membalikkan kehilangan ekosistem alami, termasuk hutan.

More

 

Pada tingkat nasional, meskipun kehilangan hutan primer mengalami peningkatan di dua negara dengan hutan tropis terluas, yaitu Brasil dan Republik Demokratik Kongo, hilangnya hutan primer di negara lainnya seperti Ghana dan Bolivia juga mengalami peningkatan pesat. Sementara itu, Indonesia dan Malaysia mampu mempertahankan tingkat kehilangan hutan primer pada tingkat yang rendah. 

Negara teratas untuk kehilangan hutan primer

More

Mengapa Kami Berfokus pada Hutan Primer Tropis?

Meskipun data kehilangan tutupan pohon dari University of Maryland memiliki cakupan global, Global Forest Watch utamanya berfokus pada kehilangan di negara tropis karena di sanalah lebih dari 96% deforestasi atau penghilangan tutupan hutan secara permanen yang disebabkan oleh manusia terjadi. Data ini berfokus pada hutan primer di negara tropis yang lembap, yang lokasi hutan hujan tropis dewasanya sangat penting untuk keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon, dan pengaturan dampak iklim regional dan setempat.

More

Berikut adalah pandangan yang lebih dalam tentang beberapa tren kehilangan hutan pada tahun 2022:


 

More

Hutan Amazon di Brasil mengalami tingkat kehilangan hutan tidak terkait kebakaran yang tertinggi sejak tahun 2005 

Di Brasil, tingkat kehilangan hutan primer meningkat sebesar 15% mulai 2021 hingga 2022, dengan sebagian besar kehilangan hutan primernya terjadi di Amazon. Kehilangan tidak terkait kebakaran yang sering terjadi di hutan Amazon Brasil diakibatkan oleh deforestasi menyeluruh yang mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 2005. Baca selengkapnya tentang perbandingan data ini dengan data resmi deforestasi Brasil.  

Tingginya tingkat kehilangan hutan primer ini terjadi selama tahun terakhir masa jabatan mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Kehilangan hutan di Brasil berkurang secara signifikan pada awal 2000-an di bawah pemerintahan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva (Lula), tetapi peningkatannya baru-baru ini dapat dikaitkan dengan keputusan pemerintahan Bolsonaro, yaitu melemahnya perlindungan lingkungan, membubarkan lembaga penegakan, upaya memberikan amnesti untuk deforestasi ilegal, dan upaya melemahkan hak Masyarakat Adat.  

Pelantikan ulang Presiden Lula, yang disumpah pada 1 Januari 2023, mungkin membalik tren itu. Ia dan pemerintahannya berjanji untuk mengakhiri deforestasi di hutan Amazon dan bioma lain di Brasil sebelum 2030, dengan menggabungkan tindakan perintah dan pengendalian dengan sudut pandang jangka panjang seputar pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya ini tidaklah mudah dan beberapa pejabat memperingatkan tentang kemungkinan tidak adanya kemajuan yang tampak paling cepat hingga 2024 selagi lembaga penegakan dibekali ulang dan stafnya ditempatkan ulang serta aktivitas ilegal diselidiki. 

Kehilangan hutan primer di Brasil, 2002-2022

More

Brasil tetap menjadi negara dengan tingkat kehilangan hutan primer tropis tertinggi sejauh ini — pada tahun 2022, Brasil menyumbangkan 43% dari total kehilangan hutan global. Kehilangan hutan primer seluas 1,8 juta hektare menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 1,2 Gt atau 2,5 kali emisi bahan bakar fosil tahunan di Brasil. Selain dampak karbon, kehilangan hutan di hutan Amazon memengaruhi curah hujan regional dan kemungkinan akan menyebabkan “titik kritis“ yang akan mengubah sebagian besar ekosistem menjadi sabana.

Di Brasil, kehilangan hutan primer terjadi sangat cepat di hutan Amazon bagian Barat. Negara bagian Amazonas dan Acre mengalami tingkat kehilangan hutan primer tertinggi yang tercatat pada tahun 2022. Negara bagian Amazonas yang menaungi lebih dari setengah hutan utuh Brasil kini hampir melipatgandakan tingkat kehilangan hutan primernya dalam tiga tahun saja. Kehilangan hutan primer di Amazon Brasil bagian ini utamanya karena pembukaan lahan skala besar — kemungkinan besar untuk tujuan lahan merumput ternak — di sepanjang jalan raya yang sudah ada.

Kehilangan hutan primer di Amazonas, Brasil, 2002-2022

More

Sejumlah wilayah Adat yang terancam di Amazon Brasil juga kehilangan hutan primernya pada tahun 2022. Wilayah Apyterewa, Karipuna, dan Sepoti mengalami tingkat kehilangan hutan primer tertinggi akibat invasi lahan. Kehilangan hutan primer akibat pertambangan juga teramati di wilayah Adat Yanomami, tempat operasi pemerintah dilaksanakan untuk mengusir penambang ilegal pada awal 2023. Terlepas dari kehilangan ini, wilayah Adat di Brasil memiliki tingkat deforestasi yang lebih rendah daripada lahan serupa yang dikelola oleh aktor-aktor lain, dan mewakili penerima karbon terakhir Amazon.  

Deforestasi meluas di Wilayah Masyarakat Adat Sepoti  

More

 

More

Laju kehilangan hutan primer tetap tinggi di Republik Demokratik Kongo

Laju tinggi kehilangan hutan primer terus berlanjut di Republik Demokratik Kongo (DRC). Negara ini telah kehilangan lebih dari setengah juta hektare pada tahun 2022 dan laju kehilangan hutan terus mengalami peningkatan kecil dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar kehilangan hutan primer terdiri atas pembukaan lahan kecil di dekat kawasan pertanian siklus (lahan yang ditebang dan dibakar untuk cocok tanam jangka pendek dan dibiarkan agar hutan serta unsur hara lahan beregenerasi). Populasi DRC yang terus berkembang meningkatkan permintaan pangan, sehingga menyebabkan penurunan masa bera dan ekspansi pertanian ke hutan primer.  

Di negara Cekungan Kongo lainnya, data menunjukkan bahwa hilangnya hutan primer cenderung berfluktuasi setiap tahun, yang kemungkinan besar diakibatkan oleh sulitnya data satelit mendeteksi daerah yang tertutup awan. Namun demikian, Gabon dan Republik Kongo — negara Tinggi Hutan, Rendah Deforestasi (High Forest Low Deforestation, HFLD) — terus mengalami tingkat kehilangan hutan yang rendah secara keseluruhan. 

Kehilangan hutan primer di DRC dan Cekungan Kongo, 2015-2022 

More

Kehilangan hutan primer sebelum 2015 di Cekungan Kongo tidak dilaporkan dalam data University of Maryland dan dikecualikan dari grafik ini. Integrasi data satelit Landsat 8 dengan pembaruan pada algoritme pendeteksi kehilangan hutan yang dimulai pada tahun 2015 mencatat tingkat kehilangan skala kecil, yang umum terjadi di negara Cekungan Kongo. 


Mengurangi kehilangan hutan primer di wilayah tersebut tetap menjadi tantangan. Pendorong hilangnya hutan di negara Cekungan Kongo didominasi oleh pertanian skala kecil dan produksi arang, jenis energi yang sering dipakai di wilayah itu, yang dihasilkan dari pemotongan dan pembakaran kayu. DRC mengalami kemiskinan yang menyeluruh dan keterbatasan akses listrik — sekitar 62% penduduk membelanjakan sekitar $2 sehari dan 81% penduduknya tidak memiliki akses listrik — sehingga penduduk setempat mengandalkan hutan untuk mencari makan dan memenuhi permintaan energi. 

Diperlukan investasi untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketergantungan pada ekonomi berbasis sumber daya. Persetujuan sebesar $500 juta yang baru-baru ini ditandatangani pada COP26 guna melindungi hutan DRC cukup menjanjikan, tetapi masih belum memiliki dampak pada tingkat deforestasi. Meskipun berkomitmen untuk menjunjung tujuan konservasi kawasan yang dilindungi, pemerintah DRC baru-baru ini melelang izin eksplorasi minyak dan gas di hutan alami dan lahan gambut yang kaya akan karbon, dan mengindikasikan bahwa DRC akan segera mencabut moratorium konsesi penebangan hutan baru


 

More

Kehilangan hutan primer di Ghana mencapai rekor tertinggi 

Ghana mengalami peningkatan kehilangan hutan primer tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, Ghana kehilangan 18.000 hektare hutan primer. Meskipun luas kawasan hutan primer yang hilang relatif kecil, Ghana hanya memiliki sedikit hutan primer yang tersisa dan mengalami proporsi kehilangan tertinggi di antara negara tropis lainnya pada tahun 2022. 

More

Mayoritas kehilangan terjadi di dalam kawasan yang dilindungi, yang mencakup petak terakhir hutan primer di negara ini. Beberapa wilayah yang hilang berdekatan dengan perkebunan kakao dan memiliki pola pembukaan lahan berskala kecil yang kemungkinan besar terkait dengan produksi kakao. Beberapa petak lain yang hilang diperkirakan terkait dengan kebakaran dan penambangan emas.  

Peningkatan kehilangan hutan primer menunjukkan adanya kebutuhan untuk melipatgandakan komitmen dan upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kehilangan di negara ini, termasuk Inisiatif Kakao & Hutan yang dibentuk oleh pemerintah Ghana dan Pantai Gading serta perusahaan kakao dan cokelat terkemuka di dunia untuk mengakhiri deforestasi dan merestorasi kawasan hutan. Uni Eropa (UE), yang mengimpor 56% biji kakao di seluruh dunia, baru-baru ini mengesahkan peraturan yang akan melarang penjualan kakao, kayu, dan komoditas lainnya yang berhubungan dengan deforestasi. UE dan donor lainnya harus berkerja sama dengan Ghana untuk memberdayakan petani kecil guna memasok produk bebas deforestasi dengan cara yang dapat melindungi mata pencaharian mereka sembari menghindari deforestasi yang berhubungan dengan komoditas serta mengurangi kehilangan hutan primer di negara tersebut.  


 

More

Kehilangan Hutan Primer Terjadi dengan Cepat di Bolivia

Bolivia mengalami tingginya kehilangan hutan primer pada tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 32% dari tingkat tahun 2021. Selama tiga tahun berturut-turut, Bolivia tertinggal di belakang Brasil dan Republik Demokratik Kongo dalam ranah kehilangan hutan primer, melebihi Indonesia meskipun memiliki kurang dari setengah jumlah hutan primernya.

Meskipun terjadi kehilangan hutan primer secara besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, Bolivia tidak terlalu banyak mendapatkan perhatian terkait deforestasi dibandingkan dengan negara hutan hujan lainnya. Negara ini juga merupakan salah satu dari sedikit negara yang tidak menandatangani Deklarasi Pemimpin Glasgow pada tahun 2021.  

Pertanian komoditas juga merupakan pendorong utama hilangnya hutan di Bolivia, terutama di departemen Santa Cruz yang menjadi titik utama hilangnya huten primer. Ekspansi kedelai telah mengakibatkan deforestasi sebesar hampir satu juta hektare di Bolivia sejak pergantian abad, yang hampir seperempatnya disebabkan oleh koloni Mennonite. Meskipun Bolivia memiliki produksi kedelai yang jauh lebih sedikit daripada negara-negara tetangga, sebagian besar ekspansi kedelainya dilakukan dengan mengorbankan hutan. Perkebunan tebu, jagung, sorgum, dan peternakan sapi juga berkontribusi pada deforestasi di negara ini.  

Pemerintah Bolivia mendukung pertumbuhan agribisnis, yang bertujuan mengurangi impor, mengimplementasikan produksi bahan bakar hayati, dan meningkatkan produksi ternak. Tujuan tersebut telah disertai dekriminalisasi deforestasi ilegal dan peningkatan otorisasi deforestasi.  

Kebakaran juga berdampak signifikan terhadap hutan Bolivia dalam beberapa tahun terakhir: pada tahun 2022, kebakaran menyebabkan sekitar sepertiga dari total kehilangan hutan primer di negara tersebut. Kebakaran hutan di negara tropis seperti Bolivia biasanya disebabkan oleh manusia untuk tujuan pertanian, seperti meregenerasi padang rumput untuk penggembalaan dan pembukaan lahan, atau untuk mengklaim lahan. Pada tahun 2022, beberapa kebakaran juga terlihat mulai terjadi di kawasan penebangan selektif. Kebakaran di Bolivia menyebar dikarenakan kondisi kekeringan, yang mungkin terkait dengan efek deforestasi curah hujan di Amazon. Beberapa kawasan yang dilindungi juga terdampak oleh kebakaran pada tahun 2022, termasuk Taman Nasional Noel Kempff Mercado, pusat keanekaragaman hayati dan salah satu taman nasional terbesar di Bolivia. Kebakaran telah menguras tenaga petugas pemadam kebakaran, yang juga terhambat oleh kurangnya sumber daya dan sulitnya akses ke beberapa titik api. 

Kehilangan Hutan Primer Bolivia, 2002-2022 

More

 

More

Kehilangan hutan primer di Indonesia masih berada pada tingkat yang rendah secara historis 

Indonesia telah mengurangi kehilangan hutan primernya lebih banyak daripada negara lain dalam beberapa tahun terakhir. 

More

Seperti yang ditunjukkan oleh grafik di bawah, terdapat tren penurunan yang terus berlanjut pada tingkat rata-rata pergerakan Indonesia.  

Kehilangan Hutan Primer di Indonesia, 2002-2022 

More

Banyaknya hutan primer yang hilang di Indonesia didasarkan pada analisis GFW dalam area yang diklasifikasikan Indonesia sebagai hutan sekunder dan tutupan hutan lain (contoh: lahan pertanian kering campuran, tanaman perkebunan, hutan perkebunan, belukar, dan lainnya). Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara definisi hutan primer GFW dan definisi serta klasifikasi resmi dari hutan primer di Indonesia. Oleh karena itu, statistik GFW terkait kehilangan hutan primer di Indonesia relatif lebih tinggi dibanding angka deforestasi hutan primer resmi di Indonesia.  Untuk memahami temuan 2022 serta perbedaan antara kedua data dengan lebih baik, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan WRI berkolaborasi dalam analisis bersama tahun ini. Kami berhasil memperoleh bukti awal tentang kehilangan hutan seluas 107 ribu ha di dalam kelas tutupan hutan resmi Indonesia dengan ukuran kelompok lebih dari dua hectare. Kurang dari 12% dari kehilangan yang terjadi berada di Kawasan yang diklasifikasikan secara resmi sebagai “hutan primer” di Indonesia. 

More

Kebijakan pemerintah dan aksi korektif telah berkontribusi pada pengurangan ini, sesuai dengan target Indonesia untuk mencapai Net Sink (yakni emisi CO2 negatif) dari sektor hutan dan penggunaan lahan lainnya  pada 2030. Peningkatan upaya pencegahan dan pemantauan kebakaran, penghentian pemberian izin penggunaan hutan primer dan lahan gambut (moratorium), penegakan hukum, serta komitmen terbaru yang tidak hanya untuk melindungi serta memulihkan gambut, tetapi juga merehabilitasi mangrove, telah menghasilkan pengurangan kebakaran dan kehilangan hutan primer. 

Kondisi yang relative basah serta upaya penyemaian awan dari pemerintah dan sektor swasta juga membantu menekan kebakaran di Indonesia. Upaya masyarakat di lapangan untuk mencegah kebakaran juga berkontribusi. 

Komitmen perusahaan, baik yang diwajibkan maupun suka rela, juga terlihat membuahkan hasil.  


 

More

Kehilangan hutan primer di Malaysia juga tetap rendah

Di Malaysia, kehilangan hutan primer tetap rendah pada tahun 2022 dan tetap stabil dalam beberapa tahun terakhir. Tindakan perusahaan dan pemerintah juga tampaknya memberikan kontribusi. Komitmen Tanpa Deforestasi, Lahan Gambut, dan Eksploitasi (No Deforestation, No Peat and No Exploitation/ NDPE) telah mencakup mayoritas sektor minyak kelapa sawit dan di tahun 2018, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah memperkuat persyaratan sertifikasi mereka. Selain itu, Dewan Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (Malaysia Sustainable Palm Oil, MSPO) dibentuk pada tahun 2015 untuk mensertifikasi minyak kelapa sawit yang ditanam secara berkelanjutan. Pada tahun 2017, pemerintah Malaysia mewajibkan sertifikasi MSPO mulai tahun 2020. Tindakan positif pemerintah terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir, dengan adanya batas kawasan perkebunan yang ditetapkan pada tahun 2019 hingga 2023, dan undang-undang kehutanan baru yang diberlakukan pada tahun 2022 untuk memperberat hukuman bagi pembalakan liar.  

Kehilangan Hutan Primer di Malaysia, 2002-2022 

More

 

More

Apa yang terjadi pada hutan di luar negara tropis?

Total kehilangan tutupan pohon secara global, yang mencakup kehilangan hutan primer, sekunder, dan hutan yang telah ditanami, menurun sebesar 10% pada tahun 2022. Penurunan ini merupakan hasil langsung dari penurunan kehilangan terkait kebakaran — kehilangan non-kebakaran sedikit meningkat pada tahun 2022, kurang dari 1%. 

Tidak seperti di sebagian besar negara tropis, kebakaran di hutan boreal dan hutan beriklim sedang merupakan bagian alami dan penting dari ekologi. Namun demikian, tingkat kehilangan akibat kebakaran di seluruh dunia secara umum meningkat sejak tahun 2000, yang kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia, dan pada tahun 2021 terjadi peningkatan besar pada kehilangan akibat kebakaran di wilayah boreal. Tahun 2022 merupakan tahun yang relatif lebih tenang untuk kebakaran di seluruh dunia dengan penurunan kehilangan akibat kebakaran sebesar 28% dibandingkan dengan tahun 2021, meskipun beberapa kawasan masih mengalami kehilangan akibat kebakaran yang signifikan.  

Rusia merupakan kontributor terbesar dalam penurunan kehilangan tutupan pohon, dengan penurunan sebesar 34% antara tahun 2021 dan 2022. Rusia mengalami tingkat kehilangan tutupan pohon tertinggi yang pernah terjadi pada tahun 2021 karena musim kebakaran yang memecahkan rekor, sementara musim kebakaran pada tahun 2022 berada di bawah rata-rata. Kehutanan adalah pendorong utama hilangnya tutupan pohon di Rusia, dengan beberapa perluasan ke hutan utuh pada tahun 2022. Hutan Boreal, dan khususnya di Rusia, berdampak sangat besar terhadap statistik global. Bahkan dengan penurunan kehilangan tutupan pohon dari tahun 2021 ke 2022, Rusia masih berkontribusi hampir 19% dari total global. 

Kehilangan tutupan pohon Rusia, 2002-2022 

More

Meskipun luas kawasan yang hilang akibat kebakaran di seluruh dunia lebih rendah pada tahun 2022, kebakaran masih menyebabkan kehilangan di Eropa Barat, yang mengalami kebakaran hutan besar dan mengakibatkan kehilangan tutupan pohon yang memecahkan rekor di Spanyol. 


 

More

Komitmen saja tidak akan menghentikan kehilangan hutan 

Meskipun beberapa tahun terakhir ini telah muncul ambisi internasional yang baru dan pengakuan akan kebutuhan mendesak untuk mengakhiri deforestasi, kurangnya kemajuan dalam memperlambat kehilangan hutan di negara tropis menggarisbawahi perlunya bergerak lebih dari sekadar komitmen politik untuk bertindak. Meski beberapa negara telah menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk mengurangi kehilangan hutan, seperti Indonesia dan Malaysia, beberapa negara lainnya masih terus melakukan aktivitas dan kebijakan yang menyebabkan percepatan deforestasi di beberapa kawasan kritis.  

Melindungi hutan tetap menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi perubahan iklim global serta melindungi masyarakat dan keanekaragaman hayati yang mengandalkan hutan — tetapi waktu terus menipis.

 


Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Svetlana Turubanova dan Peter Potapov dari University of Maryland, yang memperbarui data kehilangan tutupan pohon, dan Sasha Tyukavina dari University of Maryland, yang memperbarui kehilangan tutupan pohon karena data kebakaran.  


 

More
{"Glossary":{"51":{"name":"agricultural tree crops","description":"Trees cultivated for their food, cultural, or economic values. These include oil palm, rubber, cocoa, cashew, mango, oranges (citrus), plantain, banana, and coconut.\r\n"},"141":{"name":"agroforestry","description":"A diversified set of agricultural or agropastoral production systems that integrate trees in the agricultural landscape.\r\n"},"101":{"name":"albedo","description":"The ability of surfaces to reflect sunlight.\u0026nbsp;Light-colored surfaces return a large part of the sunrays back to the atmosphere (high albedo). Dark surfaces absorb the rays from the sun (low albedo).\r\n"},"94":{"name":"biodiversity intactness","description":"The proportion and abundance of a location\u0027s original forest community (number of species and individuals) that remain.\u0026nbsp;\r\n"},"95":{"name":"biodiversity significance","description":"The importance of an area for the persistence of forest-dependent species based on range rarity.\r\n"},"142":{"name":"boundary plantings","description":"Trees planted along boundaries or property lines to mark them well.\r\n"},"98":{"name":"carbon dioxide equivalent (CO2e)","description":"Carbon dioxide equivalent (CO2e) is a measure used to aggregate emissions from various greenhouse gases (GHGs) on the basis of their 100-year global warming potentials by equating non-CO2 GHGs to the equivalent amount of CO2.\r\n"},"99":{"name":"CO2e","description":"Carbon dioxide equivalent (CO2e) is a measure used to aggregate emissions from various greenhouse gases (GHGs) on the basis of their 100-year global warming potentials by equating non-CO2 GHGs to the equivalent amount of CO2.\r\n"},"1":{"name":"deforestation","description":"The change from forest to another land cover or land use, such as forest to plantation or forest to urban area.\r\n"},"77":{"name":"deforested","description":"The change from forest to another land cover or land use, such as forest to plantation or forest to urban area.\r\n"},"76":{"name":"degradation","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"75":{"name":"degraded","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"79":{"name":"disturbances","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"68":{"name":"disturbed","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"65":{"name":"driver of tree cover loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"70":{"name":"drivers of loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"81":{"name":"drivers of tree cover loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"102":{"name":"evapotranspiration","description":"When solar energy hitting a forest converts liquid water into water vapor (carrying energy as latent heat) through evaporation and transpiration.\r\n"},"2":{"name":"forest","description":"Forests include tree cover greater than 30 percent tree canopy density and greater than 5 meters in height as mapped at a 30-meter Landsat pixel scale.\r\n"},"3":{"name":"forest concession","description":"A legal agreement allowing an entity the right to manage a public forest for production purposes.\r\n"},"90":{"name":"forest concessions","description":"A legal agreement allowing an entity the right to manage a public forest for production purposes.\r\n"},"53":{"name":"forest degradation","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"54":{"name":"forest disturbance","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"100":{"name":"forest disturbances","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"5":{"name":"forest fragmentation","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"6":{"name":"forest management plan","description":"A plan that documents the stewardship and use of forests and other wooded land to meet environmental, economic, social, and cultural objectives. Such plans are typically implemented by companies in forest concessions.\r\n"},"62":{"name":"forests","description":"Forests include tree cover greater than 30 percent tree canopy density and greater than 5 meters in height as mapped at a 30-meter Landsat pixel scale.\r\n"},"69":{"name":"fragmentation","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"80":{"name":"fragmented","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"74":{"name":"gain","description":"The establishment of tree canopy in an area that previously had no tree cover. Tree cover gain may indicate a number of potential activities, including natural forest growth or the crop rotation cycle of tree plantations.\r\n"},"143":{"name":"global land squeeze","description":"Pressure on finite land resources to produce food, feed and fuel for a growing human population while also sustaining biodiversity and providing ecosystem services.\r\n"},"7":{"name":"hectare","description":"One hectare equals 100 square meters, 2.47 acres, or 0.01 square kilometers and is about the size of a rugby field. A football pitch is slightly smaller than a hectare (pitches are between 0.62 and 0.82 hectares).\r\n"},"66":{"name":"hectares","description":"One hectare equals 100 square meters, 2.47 acres, or 0.01 square kilometers and is about the size of a rugby field. A football pitch is slightly smaller than a hectare (pitches are between 0.62 and 0.82 hectares).\r\n"},"67":{"name":"intact","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"78":{"name":"intact forest","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"8":{"name":"intact forests","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"55":{"name":"land and environmental defenders","description":"People who peacefully promote and protect rights related to land and\/or the environment.\r\n"},"9":{"name":"loss driver","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"10":{"name":"low tree canopy density","description":"Less than 30 percent tree canopy density.\r\n"},"84":{"name":"managed forest concession","description":"Areas where governments have given rights to private companies to harvest timber and other wood products from natural forests on public lands.\r\n"},"83":{"name":"managed forest concession maps for nine countries","description":"Cameroon, Canada, Central African Republic, Democratic Republic of the Congo, Equatorial Guinea, Gabon, Indonesia, Liberia, and the Republic of the Congo\r\n"},"104":{"name":"managed natural forests","description":"Naturally regenerated forests with signs of management, including logging, clear cuts, etc.\r\n"},"91":{"name":"megacities","description":"A city with more than 10 million people.\r\n"},"57":{"name":"megacity","description":"A city with more than 10 million people."},"56":{"name":"mosaic restoration","description":"Restoration that integrates trees into mixed-use landscapes, such as agricultural lands and settlements, where trees can support people through improved water quality, increased soil fertility, and other ecosystem services. This type of restoration is more likely in deforested or degraded forest landscapes with moderate population density (10\u2013100 people per square kilometer). "},"86":{"name":"natural","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"12":{"name":"natural forest","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"63":{"name":"natural forests","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"144":{"name":"open canopy systems","description":"Individual tree crowns that do not overlap to form a continuous canopy layer.\r\n"},"82":{"name":"persistent gain","description":"Forests that have experienced one gain event from 2001 to 2016.\r\n"},"13":{"name":"persistent loss and gain","description":"Forests that have experienced one loss or one gain event from 2001 to 2016."},"97":{"name":"plantation","description":"An area in which trees have been planted, generally for commercial purposes.\u0026nbsp;\r\n"},"93":{"name":"plantations","description":"An area in which trees have been planted, generally for commercial purposes.\u0026nbsp;\r\n"},"88":{"name":"planted","description":"A forest composed of trees that have been deliberately planted and\/or seeded by humans.\r\n"},"14":{"name":"planted forest","description":"A forest composed of trees that have been deliberately planted and\/or seeded by humans.\r\n"},"73":{"name":"planted forests","description":"A forest composed of trees that have been deliberately planted and\/or seeded by humans.\r\n"},"15":{"name":"primary forest","description":"Old-growth forests that are typically high in carbon stock and rich in biodiversity. The GFR uses a humid tropical primary rainforest data set, representing forests in the humid tropics that have not been cleared in recent years.\r\n"},"64":{"name":"primary forests","description":"Old-growth forests that are typically high in carbon stock and rich in biodiversity. The GFR uses a humid tropical primary rainforest data set, representing forests in the humid tropics that have not been cleared in recent years.\r\n"},"58":{"name":"production forest","description":"A forest where the primary management objective is to produce timber, pulp, fuelwood, and\/or nonwood forest products."},"89":{"name":"production forests","description":"A forest where the primary management objective is to produce timber, pulp, fuelwood, and\/or nonwood forest products.\r\n"},"87":{"name":"seminatural","description":"A managed forest modified by humans, which can have a different species composition from surrounding natural forests.\r\n"},"59":{"name":"seminatural forests","description":"A managed forest modified by humans, which can have a different species composition from surrounding natural forests. "},"96":{"name":"shifting agriculture","description":"Temporary loss or permanent deforestation due to small- and medium-scale agriculture.\r\n"},"103":{"name":"surface roughness","description":"Surface roughness of forests creates\u0026nbsp;turbulence that slows near-surface winds and cools the land as it lifts heat from low-albedo leaves and moisture from evapotranspiration high into the atmosphere and slows otherwise-drying winds. \r\n"},"17":{"name":"tree cover","description":"All vegetation greater than five meters in height and may take the form of natural forests or plantations across a range of canopy densities. Unless otherwise specified, the GFR uses greater than 30 percent tree canopy density for calculations.\r\n"},"71":{"name":"tree cover canopy density is low","description":"Less than 30 percent tree canopy density.\r\n"},"60":{"name":"tree cover gain","description":"The establishment of tree canopy in an area that previously had no tree cover. Tree cover gain may indicate a number of potential activities, including natural forest growth or the crop rotation cycle of tree plantations.\u0026nbsp;As such, tree cover gain does not equate to restoration.\r\n"},"18":{"name":"tree cover loss","description":"The removal or mortality of tree cover, which can be due to a variety of factors, including mechanical harvesting, fire, disease, or storm damage. As such, loss does not equate to deforestation.\r\n"},"19":{"name":"tree plantation","description":"An agricultural plantation of fast-growing tree species on short rotations for the production of timber, pulp, or fruit.\r\n"},"72":{"name":"tree plantations","description":"An agricultural plantation of fast-growing tree species on short rotations for the production of timber, pulp, or fruit.\r\n"},"85":{"name":"trees outside forests","description":"Trees found in urban areas, alongside roads, or within agricultural land\u0026nbsp;are often referred to as Trees Outside Forests (TOF).\u202f\r\n"},"105":{"name":"unmanaged natural forests","description":"Naturally regenerated forests without any signs of management, including primary forest.\r\n"}}}