Forest Pulse: Informasi Terkini tentang Hutan Dunia 

Last Updated on April 4, 2024

Forest Pulse memanfaatkan data dan analisis terkini untuk mengungkap tren terkini dalam hilangnya hutan dan deforestasi global.  

Get the Latest in Your Inbox

Want to stay up to date on the state of the world’s forests? Subscribe to our mailing list.

Subscribe

popup

Berapa banyak hutan yang hilang pada tahun 2023? 

Bagian Forest Pulse ini diperbarui setiap tahun menggunakan data kehilangan tutupan pohon tahunan untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai hilangnya hutan di seluruh dunia. Pembaruan tahunan dirilis setiap tahun dan mencakup tren tahun sebelumnya. 

Tingkat Kehilangan Hutan Tropis Turun Drastis di Brasil dan Kolombia, tetapi Tetap Tinggi Secara Keseluruhan

Data disusun dan diperbarui oleh Peter Potapov, Svetlana Turubanova, dan Sasha Tyukavina - laboratorium GLAD University of Maryland 

 

Antara 2022 dan 2023, Brasil dan Kolombia berhasil menurunkan tingkat kehilangan hutan primer, masing-masing sebesar 36% dan 49%. Meskipun penurunannya cukup drastis, tingkat kehilangan hutan primer tropis dunia pada 2023 tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir, menurut data baru dari laboratorium GLAD University of Maryland dan tersedia dalam platform Global Forest Watch WRI.

Ketika sebagian negara menunjukkan kemauan politik untuk mengurangi kehilangan hutan sedangkan yang lain tidak, kontributor hilangnya hutan bergeser:  penurunan tingkat kehilangan hutan yang signifikan di Brasil dan Kolombia berimbang dengan tingginya tingkat kehilangan hutan di Bolivia, Laos, dan Nikaragua, serta peningkatan yang lebih besar di negara lain. 

Total tingkat kehilangan hutan primer tropis pada 2023 berjumlah 3,7 juta hektare. Ini sama dengan tingkat kehilangan hutan seluas 10 lapangan sepak bola setiap menit. Meskipun jumlah ini mewakili penurunan 9% dari 2022, tingkat kehilangan di 2023 hampir sama dengan tingkat pada 2019 dan 2021. Semua tingkat kehilangan hutan ini menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 2,4 gigaton (Gt) pada 2023, setara dengan hampir setengah emisi bahan bakar fosil tahunan di Amerika Serikat.

Kehilangan hutan primer tropis, 2002-2023 

More

Mengapa Kami Berfokus pada Hutan Primer Tropis?

Meskipun data kehilangan tutupan pohon dari University of Maryland memiliki cakupan global, Global Forest Watch utamanya berfokus pada kehilangan di negara tropis karena di sanalah lebih dari 96% deforestasi atau penghilangan tutupan hutan secara permanen yang disebabkan oleh manusia terjadi. Data ini utamanya berfokus pada hutan primer di negara tropis yang lembap, yang lokasi hutan hujan tropis dewasanya sangat penting untuk keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon, dan pengaturan dampak iklim regional dan setempat.

More

Hanya tinggal enam tahun lagi menuju 2030, saat para pemimpin dari 145 negara berjanji untuk menghentikan dan membalikkan tingkat kehilangan hutan. Meski penurunan tingkat kehilangan hutan di Brasil dan Kolombia selaras dengan komitmen itu, jelas sekali bahwa negara lain masih tertinggal dari pemenuhan targetnya.

10 negara teratas untuk tingkat kehilangan hutan tropis primer berdasarkan luasnya pada 2022 dan 2023 

More

Berbagai Manfaat Hutan

Hutan adalah ekosistem vital untuk memerangi perubahan iklim, menunjang mata pencaharian, dan melindungi keanekaragaman hayati.

 

Iklim: Saat ini penduduk dunia sedang menghadapi “peringatan terakhir” dari krisis iklim, dan mengurangi deforestasi adalah salah satu langkah berbasis lahan yang paling terjangkau untuk menanggulangi hal tersebut. Hutan dapat menjadi penghasil maupun penerima karbon;menyerap karbon dioksida di udara ketika tumbuh atau tumbuh kembali dan mengeluarkan karbon ketika ditebang atau terdegradasi.

 

Kesejahteraan umat manusia: Sekitar 1,6 miliar orang, termasuk hampir 70 juta masyarakat adat, mengandalkan sumber daya hutan demi mata pencaharian mereka. Deforestasi, khususnya di negara tropis, juga memengaruhi suhu dan curah hujan di wilayah setempat dengan cara yang dapat memperparah dampak perubahan iklim global di wilayah setempat, yang kemudian memengaruhi kesehatan manusia dan produktivitas pertanian.

 

Keanekaragaman hayati: Hutan menaungi keanekaragaman hayati paling banyak dari ekosistem Bumi mana pun, dan pada saat yang sama, spesies yang tinggal di hutan juga berperan penting dalam mempertahankan ekosistem yang sehat serta . 

More

Berikut adalah pandangan yang lebih dalam tentang beberapa tren kehilangan hutan pada 2023: 


 

More

Penurunan drastis dalam tingkat kehilangan hutan primer di Brasil dan Kolombia terjadi bersamaan dengan perubahan politik

Brasil

Brasil kehilangan hutan primer 36% lebih sedikit pada 2023 dibandingkan pada 2022, dan ini merupakan angka terendah sejak 2015. Penurunan ini berdampak padapengurangan drastis pada persentase kontribusi Brasil dalam angka total kehilangan hutan primer di wilayah tropis dunia — dari 43% total hutan tropis pada 2022 menjadi 30% pada 2023.

Kehilangan hutan primer di Brasil, 2002-2023 

More

Bioma Amazon mengalami penurunan terbesar, dengan tingkat kehilangan hutan primer 39% lebih sedikit pada 2023 dibandingkan pada 2022. Hal ini sangat sejalan dengan angka resmi dari pemerintah, yang menunjukkan penurunan deforestasi hutan Amazon sebesar 22% dari 2022 hingga 2023 (baca selengkapnya tentang perbandingan data GFW dengan data resmi pemerintah Brasil). Sebagai hutan hujan terbesar dunia, hutan Amazon memiliki makna penting bagi keanekaragaman hayati global dan penanggulangan perubahan iklim.

Penurunan tingkat kehilangan hutan terjadi bersamaan dengan transisi kepemimpinan pemerintah dari Presiden Jair Bolsonaro ke Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, yang dikenal sebagai Lula, pada awal 2023. Selama masa jabatan Bolsonaro, pemerintahannya mengikis perlindungan lingkungan dan meniadakan lembaga penegakan hukum. Sebaliknya, Lula telah berjanji untuk mengakhiri deforestasi di hutan Amazon dan bioma lainnya pada 2030, dan sudah memiliki rekam jejak yang terbukti dari pemerintahannya yang terdahulu

Sejak terpilih kembali, Presiden Lula telah mengambil tindakan untuk menurunkan tingkat kehilangan hutan, termasuk mencabut langkah-langkah antilingkungan, mengakui wilayah adat baru, serta memperkuat upaya penegakan hukum (meskipun beberapa karyawan penegakan hukumnya saat ini berdemo karena terlalu banyak bekerja dan tidak menerima kompensasi yang pantas). Perubahan ini tampaknya memiliki pengaruh pada menurunnya tingkat kehilangan hutan, walaupun masih lebih tinggi dibandingkan dengan titik terendahnya pada awal 2010-an. 

Berita positif ini datang saat hutan Amazon mengalami kekeringan terburuk sepanjang sejarah. Meksipun tingkat kehilangan hutan akibat kebakaran tidak meningkat secara keseluruhan di hutan Amazon pada 2023, area sekitar Kota Manaus mengalami kebakaran tidak terduga, dan Negara Bagian Roraima mengalami sejumlah kasus kebakaran tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2024.Kekhawatiran semakin meningkat bahwa lingkaran umpan balik antara deforestasi, peningkatan suhu, dan kekeringan dapat menyebabkan “titik kritis” yang tidak lagi dapat didukung oleh hutan hujan Amazon dan sehingga dapat berubah menjadi sabana.

Selain itu, tidak semua bioma di Brasil mengalami penurunan kehilangan hutan seperti di hutan Amazon: bioma Cerrado dan Pantanal mengalami peningkatan kehilangan hutan pada 2023.

Kehilangan tutupan pohon di bioma tertentu di Brasil, 2001-2023 

More

Bioma Cerrado, sabana tropis di sisi tenggara hutan Amazon, mengalami 6% peningkatan dalam kehilangan tutupan pohon  dari 2022 hingga 2023, yang melanjutkan tren peningkatan lima tahunnya. Cerrado merupakan pusat produksi pertanian  di Brasil dan hasil produksi kedelainya meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir. Organisasi masyarakat sipil meminta perusahaan untuk berkomitmen terhadap pertanian yang bebas deforestasi dan alih fungsi lahan sebagai cara untuk memastikan bahwa rantai pasok mereka tidak berkontribusi terhadap kehilangan ekosistem dalam bioma yang berharga ini. 

Sementara itu, bioma Pantanal, lahan basah tropis terbesar di dunia, mengalami lonjakan kehilangan hutan pada 2023 akibat kebakaran. Meskipun kebakaran biasa terjadi di ekosistem ini, “kekeringan besar (megadrought)” yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian diakibatkan oleh perubahan iklim, telah menimbulkan kebakaran berulang di area-area luas, sehingga membuat para ahli khawatir akan kemampuan ekosistem ini untuk pulih. 

 

Kolombia

Kolombia juga mengalami penurunan kehilangan hutan primer yang drastis pada 2023, yakni sebesar 49% dibandingkan dengan pada 2022. 

Kehilangan hutan primer di Kolombia, 2002-2023 

More

Laju kehilangan hutan primer Kolombia meningkat drastis mulai 2016, yang bertepatan dengan perjanjian damai antara pemerintah  dengan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Perjanjian tersebut mencakup pemindahan pemukiman anggota FARC ke area baru, meninggalkan sejumlah hutan terpencil yang luas, yang sebelumnya mereka awasi dengan ketat dalam hal penggunaan lahannya. Akibatnya, pembukaan lahan oleh kelompok bersenjata lain dan makelar tanah meningkat. Angka baru di tahun 2023 menunjukkan kemungkinan kembalinya tingkat kehilangan hutan seperti saat sebelum perjanjian damai.

Seperti Brasil, Kolombia juga baru-baru ini mengalami pergantian kepemimpinan, dengan dilantiknya Presiden Gustavo Petro Urrego pada Agustus 2022. Pemerintahannya berfokus pada lingkungan, reformasi pedesaan, dan perdamaian demi memberikan kualitas hidup yang lebih baik untuk rakyat. Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintahan Presiden Petro bernegosiasi dengan berbagai kelompok bersenjata, dengan menetapkan konservasi hutan sebagai tujuan jelas dalam diskusi. Salah satu kelompok bersenjata yang saat ini berada dalam proses negosiasi, Estado Mayor Central (EMC), menambahkan hukuman atas pembukaan hutan sebagai “gestur perdamaian.” Namun demikian, belum jelas kapan atau apakah negosiasi akan mencapai perjanjian damai final dengan setiap kelompok tersebut. 

Komunitas lokal juga telah mendorong pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan konservasi hutan. 


 

More

Kenaikan kehilangan hutan primer di Bolivia, Laos, dan Nikaragua

Tidak semua negara tropis mengalami pengurangan kehilangan hutan primer seperti Brasil dan Kolombia. Bolivia, Laos, dan Nikaragua, misalnya, mengalami peningkatan kehilangan hutan yang pesat pada 2023, yang sebagian besar diakibatkan oleh kebakaran (di Bolivia) dan perluasan lahan pertanian. 

 

Bolivia

Di Bolivia, kehilangan hutan primer meningkat sebesar 27%, rekor tertinggi untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut. Bolivia mengalami kehilangan hutan primer terbesar ketiga dari negara tropis lainnya, kendati memiliki kurang dari setengah area hutan Republik Demokratik Kongo atau Indonesia.

Kehilangan hutan primer di Bolivia, 2002-2023 

More

Kebakaran terus berperan besar di Bolivia dan menyumbang lebih dari separuh (51%) kehilangan hutan primer pada 2023. Kebakaran hutan di negara tropis seperti Bolivia biasanya disebabkan oleh manusia untuk tujuan pertanian, seperti meregenerasi padang rumput untuk penggembalaan dan pembukaan lahan untuk pertanian, atau untuk mengklaim kepemilikan lahan. Dalam kondisi panas dan kering, kebakaran tersebut dapat menyebar tak terkendali ke area hutan. Bolivia merasakan rekor tertinggi suhu panas pada 2023 akibat gabungan dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan fenomena El Niño alami. Pada 2023, kehilangan hutan akibat kebakaran paling banyak terjadi di Departemen Beni, yang mengalami laju kehilangan hutan lebih dari dua kali lipat dari 2022. Kebakaran hutan pun kerap terjadi di Taman Noel Kempff Mercado dan area lindung lainnya di Bolivia.

Ekspansi lahan pertanian merupakan pendorong utama lain dari kehilangan hutan primer di Bolivia. Ekspansi kedelai telah mengakibatkan deforestasi sebesar hampir satu juta hektare di sini sejak pergantian abad, yang hampir seperempatnya disebabkan oleh koloni Mennonite. Meskipun Bolivia memiliki produksi kedelai yang jauh lebih sedikit daripada negara-negara tetangganya, sebagian besar ekspansinya dilakukan dengan mengorbankan hutan. Pemerintah terus mendorong industri agribisnis dengan menetapkan target ambisius untuk ekspor daging sapi dan kedelai, mendorong ekspansi biodiesel, dan menyubsidi aktivitas pertanian.

Titik panas baru kehilangan hutan di Bolivia di area-area yang dilalap api

More

Laos

Laos juga mengalami rekor laju kehilangan hutan primer tertinggi (sejak 2001) pada 2023, dengan peningkatan sebesar 47% dari laju yang sudah sangat tinggi pada 2022. Pada 2023 saja, 1,9% dari hutan primer Laos yang tersisa sudah raib, yang merupakan laju kehilangan yang 5 kali lebih cepat daripada Brasil secara proporsional terhadap area hutannya. 

Kehilangan hutan primer di Laos, 2002-2023 

More

Kehilangan hutan primer di Laos sebagian besar didorong oleh ekspansi agrikultur. Ekspansi ini sebagian dipicu oleh permintaan dan investasi di sektor agrikultur Laos oleh Tiongkok, yang merupakan importir terbesar produk agrikultur Laos. Situasi ekonomi Laos mungkin juga mendorong peningkatan kehilangan hutan. Tingginya angka pengangguran, tingkat hiperinflasi yang terus tinggi, depresiasi mata uang, serta lonjakan harga minyak goreng telah mendongkrak harga kebutuhan pokok, sehingga mendorong petani membuka petak pertanian baru dari hutan. 

 

Nikaragua

Nikaragua juga mengalami peningkatan kehilangan hutan primer pada 2023 dan beberapa tahun belakangan, dengan 60.000 hektare hutan hilang pada 2023. Meskipun Nikaragua memiliki area kehilangan hutan primer tertinggi kesebelas di jajaran negara tropis pada 2023, negara ini memiliki laju kehilangan hutan primer tertinggi relatif terhadap ukurannya,  dengan 4,2% dari hutan primer yang tersisa hilang dalam satu tahun.

Kehilangan hutan primer di Nikaragua, 2002-2023 

More

Ekspansi pertanian dan peternakan merupakan penyebab utama kehilangan hutan di Nikaragua. Pertambangan emas juga merupakan faktor pendorong: area konsesi pertambangan juga telah meningkat sebesar hampir dua kali lipat sejak 2021, sehingga mencakup sekitar 15% dari wilayah negara ini. Daging sapi dan emas merupakan hasil ekspor utama di Nikaragua, dengan sebagian besar produksinya ditujukan ke Amerika Serikat. Dalam banyak kasus, deforestasi terjadi seiring dengan invasi lahan besar-besaran di wilayah Adat. Berbagai -sumber mengatakan bahwa pemerintah terlibat dalam deforestasi dan invasi lahan, serta membubarkan kelompok advokasi lingkungan dan masyarakat adat di negara ini. 


 

More

Kehilangan hutan primer di Republik Demokratik Kongo terus berlanjut secara pesat

Laju kehilangan hutan primer yang tetap tinggi di Republik Demokratik Kongo (DRC) sangat mengkhawatirkan. Cekungan Kongo adalah hutan tropis besar terakhir yang masih merupakan penyerap karbon, berarti hutan tersebut menyerap lebih banyak karbon daripada yang dikeluarkannya. Sebagian besar negara Cekungan Kongo mengalami tingkat kehilangan hutan yang rendah, seperti Gabon dan Republik Kongo — keduanya merupakan negara Kaya Hutan Deforestasi Rendah (High Forest Low Deforestation/HFLD) — yang terus mengalami tingkat kehilangan rendah pada 2023. Namun demikian, lebih dari setengah hutan Cekungan Kongo terletak di DRC, yang kehilangan setengah juta hektare hutan hujan primer setiap tahunnya. Meskipun laju pada 2023 meningkat sebesar 3% saja, peningkatan kecil yang terus terjadi selama beberapa tahun menambah jumlah ini. 

Kehilangan hutan primer di Republik Demokratik Kongo, 2015-2023 

More

Grafik ini menunjukkan kehilangan hutan primer sejak 2015, saat integrasi data satelit Landsat 8 dan pembaruan pada algoritma pendeteksi kehilangan hutan dari UMD menghasilkan pencatatan yang lebih baik terhadap kehilangan skala kecil, yang umum terjadi di negara Cekungan Kongo. Kehilangan hutan primer sebelum 2015 tidak dilaporkan dengan baik dalam data ini.


Penyebab hilangnya hutan di DRC sebagian besar karena perladangan berpindah (ketika lahan ditebang dan dibakar untuk cocok tanam jangka pendek, lalu dibiarkan agar hutan dan unsur hara tanah beregenerasi) serta produksi arang, jenis sumber energi yang sering dipakai di negara tersebut (dihasilkan dari memotong dan membakar kayu). Kemiskinan yang luas dan keterbatasan akses listrik — sekitar 62% penduduk membelanjakan sekitar US$2 sehari dan 81% penduduknya tidak memiliki akses listrik — menyebabkan masyarakat setempat mengandalkan hutan untuk mencari makanan dan memenuhi permintaan energi. 

Laju kehilangan hutan primer lebih tinggi di bagian timur DRC, di mana titik-titik kehilangan baru muncul pada 2023. Kelompok bersenjata telah menguasai wilayah ini selama lebih dari dua dekade dengan menjual kayu dan produk hutan lainnya untuk mendanai operasi mereka, yang membahayakan penduduk setempat. Selain itu, sekitar 5,6 juta penduduk telah terusir dan bertahan hidup dengan membuka hutan untuk bahan bakar serta membuka lahan bagi pertanian. 

Titik panas baru menunjukkan perluasan batas kehilangan hutan di wilayah timur Republik Demokrasi Kongo 

Titik panas baru menunjukkan perluasan batas kehilangan hutan di wilayah timur Republik Demokrasi Kongo 

More

Penyebab hilangnya hutan primer lainnya yang terlihat di DRC pada 2023 adalah pertambangan tradisional dan semi-industri. Meskipun merupakan penyebab kehilangan hutan yang relatif kecil, pertambangan yang tidak dilakukan secara bertanggung jawab dapat berkontribusi terhadap deforestasi dan degradasi pada skala lokal, serta pelanggaran hak-hak manusia bagi pekerja dan dampak negatif lainnya bagi masyarakat dan ekosistem

Meskipun tingginya laju kehilangan hutan primer terus berlanjut, pemerintah DRC telah berjanji untuk berinvestasi dalam ekonomi yang tidak sepenuhnya berbasis pada eksploitasi sumber daya. Sebuah upaya yang merupakan bagian dari New Climate Economy dijadwalkan akan dimulai pada 2024, yang menjanjikan sumber daya untuk melindungi hutan DRC dan memungkinkan transformasi ekonomi yang diperlukan untuk mengurangi tekanan pada hutan.  


 

More

Kehilangan hutan primer di Indonesia masih berada pada tingkat yang rendah secara historis terlepas dari peningkatan pada 2023

Indonesia mengalami peningkatan sebesar 27% dalam kehilangan hutan primer pada 2023, yang merupakan tahun El Niño, meskipun tingkatnya masih jauh di bawah tingkat pertengahan tahun 2010-an. 

Kehilangan hutan primer di Indonesia, 2002-2023 

More

Banyaknya hutan primer yang hilang di Indonesia berdasarkan analisis GFW terjadi di area yang diklasifikasikan oleh Indonesia sebagai hutan sekunder dan tutupan lahan lainnya (sebagai contoh, lahan pertanian kering campuran, tanaman perkebunan, hutan perkebunan, belukar, dan lainnya). Hal ini disebabkan adanya perbedaan definisi hutan primer GFW dengan definisi dan klasifikasi hutan primer resmi Indonesia. Oleh karena itu, statistik GFW terkait kehilangan hutan primer di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka deforestasi hutan primer resmi di Indonesia.

More

Munculnya kondisi El Niño menyebabkan kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami musim kebakaran lagi seperti pada 2015 silam. Namun demikian, kebakaran pada 2023 memiliki dampak yang tidak terlalu parah dibanding perkiraan sebelumnya. Pada area-area pedesaan, api digunakan untuk membuka lahan bagi pertanian dan dapat keluar dari batas properti menuju pepohonan dan tanah gambut, sehingga melepaskan karbon yang tersimpan dalam atmosfer. Curah hujan yang lebih tinggi daripada El Niño pada 2015 dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pencegahan kebakaran, serta upaya pemadaman kebakaran oleh masyarakat setempat, semuanya berkontribusi untuk musim kebakaran yang lebih tenang daripada yang diperkirakan. 

Kehilangan hutan primer dalam kelompok yang lebih besar dari 100 hektar mencakup 15% dari total kehilangan hutan primer di Indonesia pada 2023. Perluasan perkebunan industri terjadi di beberapa lokasi yang berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit serta bubur kertas di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Papua Barat. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perluasan ini terjadi dalam konsesi yang diberikan sebelum 2014 ketika pemerintahan saat ini menjabat.

Kehilangan hutan primer berskala kecil juga terjadi di seluruh Indonesia pada 2023. Pembukaan kecil untuk pertanian berkontribusi pada kehilangan yang berlangsung pada beberapa area-area yang dilindungi, termasuk Taman Nasional Tesso Nilo dan Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Kehilangan lainnya yang berkaitan dengan pertambangan dapat terlihat di Sumatra, Maluku, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi. 


 

More

Kebakaran sekali lagi menyebabkan kehilangan tutupan pohon di luar wilayah tropis

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tren kehilangan tutupan pohon global utamanya bergantung pada dinamika kebakaran di hutan boreal. Pada 2023, terjadi peningkatan kehilangan tutupan pohon global sebesar 24%, yaitu dari 22,8 juta hektare pada 2022 menjadi 28,3 juta hektare pada 2023, yang sepenuhnya dapat dijelaskan dengan adanya peningkatan yang sangat besar pada kehilangan tutupan pohon yang disebabkan oleh kebakaran di Kanada. Di belahan dunia lainnya, kehilangan tutupan pohon secara keseluruhan menurun sebesar 4%. 

Kehilangan tutupan pohon Kanada, 2001-2023 

More

Seperti banyak area di dunia, kekeringan yang luas dan meningkatnya suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim menyebar di seluruh Kanada. Hal ini menyebabkan musim kebakaran terburuk dalam sejarah, dengan peningkatan kehilangan tutupan pohon 5 kali lipat akibat kebakaran antara 2022 dan 2023. Suhu tinggi menyebabkan bahan bakar yang kering dan sangat mudah terbakar menjadi terbakar, yang berarti kebakaran kemungkinan terjadi, dan juga kemungkinan besar akan berubah menjadi kebakaran besar

Meskipun kebakaran dapat menjadi bagian alami dari ekosistem di hutan bagian utara dan hutan biasanya dapat tumbuh kembali, kebakaran yang lebih intens dan sering dapat menyebabkan perubahan permanen terhadap hutan. Api yang membara juga dapat bertahan di bawah tanah dan menyala kembali, sehingga menyebabkan lebih banyak kerusakan. 

Dampak dari kebakaran Kanada pada 2023 juga lebih dari sekadar hutan yang hilang — kebakaran mengakibatkan hancurnya rumah dan korban jiwa, serta untuk sementara waktu menyebabkan sejumlah kualitas udara terburuk di dunia di beberapa bagian terpadat di Kanada dan Amerika Serikat. 


 

More

Kemajuan mungkin terjadi, tetapi perlu dilakukan di semua tempat

Data dari 2023 menunjukkan bahwa negara dapat mengurangi tingkat kehilangan hutan tropis jika mereka memiliki kemauan politik untuk melakukannya, dan negara-negara yang telah mencapai hal ini dapat memberikan pelajaran bagi yang lain. Namun demikian, pengalaman di Brasil menunjukkan bahwa kemajuan tersebut dapat berbalik ketika arah politik berubah. 

Diperlukan insentif dan mekanisme keuangan berkelanjutan yang menempatkan nilai pada hutan yang masih tumbuh agar hutan tidak terlalu rentan terhadap pengurangan akibat pertanian, pertambangan, infrastruktur, atau kegiatan ekonomi lainnya. REDD+ dan mekanisme pembayaran berbasis kinerja lainnya dapat memberikan insentif keuangan untuk perlindungan dan restorasi hutan dengan menghargai karbon hutan, serta langkah-langkah melalui regulasi atau secara sukarela untuk mengurangi deforestasi dari rantai pasok komoditas dapat membantu melawan penyebab ekonomi deforestasi hutan tropis. Investasi dalam bidang bioekonomi juga dapat menghasilkan kemajuan dalam mengurangi deforestasi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan memastikan penghidupan bagi mereka yang bergantung pada hutan.

Pada akhirnya, solusi yang benar-benar disesuaikan dengan konteks setempat, beserta solusi global untuk perubahan iklim dan keberlanjutan, harus dilakukan beriringan untuk mengurangi kehilangan hutan di mana pun.  


Jelajahi sendiri datanya di Global Forest Watch 


More
{"Glossary":{"51":{"name":"agricultural tree crops","description":"Trees cultivated for their food, cultural, or economic values. These include oil palm, rubber, cocoa, cashew, mango, oranges (citrus), plantain, banana, and coconut.\r\n"},"141":{"name":"agroforestry","description":"A diversified set of agricultural or agropastoral production systems that integrate trees in the agricultural landscape.\r\n"},"101":{"name":"albedo","description":"The ability of surfaces to reflect sunlight.\u0026nbsp;Light-colored surfaces return a large part of the sunrays back to the atmosphere (high albedo). Dark surfaces absorb the rays from the sun (low albedo).\r\n"},"94":{"name":"biodiversity intactness","description":"The proportion and abundance of a location\u0027s original forest community (number of species and individuals) that remain.\u0026nbsp;\r\n"},"95":{"name":"biodiversity significance","description":"The importance of an area for the persistence of forest-dependent species based on range rarity.\r\n"},"142":{"name":"boundary plantings","description":"Trees planted along boundaries or property lines to mark them well.\r\n"},"98":{"name":"carbon dioxide equivalent (CO2e)","description":"Carbon dioxide equivalent (CO2e) is a measure used to aggregate emissions from various greenhouse gases (GHGs) on the basis of their 100-year global warming potentials by equating non-CO2 GHGs to the equivalent amount of CO2.\r\n"},"99":{"name":"CO2e","description":"Carbon dioxide equivalent (CO2e) is a measure used to aggregate emissions from various greenhouse gases (GHGs) on the basis of their 100-year global warming potentials by equating non-CO2 GHGs to the equivalent amount of CO2.\r\n"},"1":{"name":"deforestation","description":"The change from forest to another land cover or land use, such as forest to plantation or forest to urban area.\r\n"},"77":{"name":"deforested","description":"The change from forest to another land cover or land use, such as forest to plantation or forest to urban area.\r\n"},"76":{"name":"degradation","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"75":{"name":"degraded","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"79":{"name":"disturbances","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"68":{"name":"disturbed","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"65":{"name":"driver of tree cover loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"70":{"name":"drivers of loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"81":{"name":"drivers of tree cover loss","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"102":{"name":"evapotranspiration","description":"When solar energy hitting a forest converts liquid water into water vapor (carrying energy as latent heat) through evaporation and transpiration.\r\n"},"2":{"name":"forest","description":"Forests include tree cover greater than 30 percent tree canopy density and greater than 5 meters in height as mapped at a 30-meter Landsat pixel scale.\r\n"},"3":{"name":"forest concession","description":"A legal agreement allowing an entity the right to manage a public forest for production purposes.\r\n"},"90":{"name":"forest concessions","description":"A legal agreement allowing an entity the right to manage a public forest for production purposes.\r\n"},"53":{"name":"forest degradation","description":"The reduction in a forest\u2019s ability to perform ecosystem services, such as carbon storage and water regulation, due to natural and anthropogenic changes.\r\n"},"54":{"name":"forest disturbance","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"100":{"name":"forest disturbances","description":"A discrete event that changes the structure of a forest ecosystem.\r\n"},"5":{"name":"forest fragmentation","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"6":{"name":"forest management plan","description":"A plan that documents the stewardship and use of forests and other wooded land to meet environmental, economic, social, and cultural objectives. Such plans are typically implemented by companies in forest concessions.\r\n"},"62":{"name":"forests","description":"Forests include tree cover greater than 30 percent tree canopy density and greater than 5 meters in height as mapped at a 30-meter Landsat pixel scale.\r\n"},"69":{"name":"fragmentation","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"80":{"name":"fragmented","description":"The breaking of large, contiguous forests into smaller pieces, with other land cover types interspersed.\r\n"},"74":{"name":"gain","description":"The establishment of tree canopy in an area that previously had no tree cover. Tree cover gain may indicate a number of potential activities, including natural forest growth or the crop rotation cycle of tree plantations.\r\n"},"143":{"name":"global land squeeze","description":"Pressure on finite land resources to produce food, feed and fuel for a growing human population while also sustaining biodiversity and providing ecosystem services.\r\n"},"7":{"name":"hectare","description":"One hectare equals 100 square meters, 2.47 acres, or 0.01 square kilometers and is about the size of a rugby field. A football pitch is slightly smaller than a hectare (pitches are between 0.62 and 0.82 hectares).\r\n"},"66":{"name":"hectares","description":"One hectare equals 100 square meters, 2.47 acres, or 0.01 square kilometers and is about the size of a rugby field. A football pitch is slightly smaller than a hectare (pitches are between 0.62 and 0.82 hectares).\r\n"},"67":{"name":"intact","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"78":{"name":"intact forest","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"8":{"name":"intact forests","description":"A forest that contains no signs of human activity or habitat fragmentation as determined by remote sensing images and is large enough to maintain all native biological biodiversity.\r\n"},"55":{"name":"land and environmental defenders","description":"People who peacefully promote and protect rights related to land and\/or the environment.\r\n"},"9":{"name":"loss driver","description":"The direct cause of forest disturbance.\r\n"},"10":{"name":"low tree canopy density","description":"Less than 30 percent tree canopy density.\r\n"},"84":{"name":"managed forest concession","description":"Areas where governments have given rights to private companies to harvest timber and other wood products from natural forests on public lands.\r\n"},"83":{"name":"managed forest concession maps for nine countries","description":"Cameroon, Canada, Central African Republic, Democratic Republic of the Congo, Equatorial Guinea, Gabon, Indonesia, Liberia, and the Republic of the Congo\r\n"},"104":{"name":"managed natural forests","description":"Naturally regenerated forests with signs of management, including logging, clear cuts, etc.\r\n"},"91":{"name":"megacities","description":"A city with more than 10 million people.\r\n"},"57":{"name":"megacity","description":"A city with more than 10 million people."},"56":{"name":"mosaic restoration","description":"Restoration that integrates trees into mixed-use landscapes, such as agricultural lands and settlements, where trees can support people through improved water quality, increased soil fertility, and other ecosystem services. This type of restoration is more likely in deforested or degraded forest landscapes with moderate population density (10\u2013100 people per square kilometer). "},"86":{"name":"natural","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"12":{"name":"natural forest","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"63":{"name":"natural forests","description":"A forest that is grown without human intervention.\r\n"},"144":{"name":"open canopy systems","description":"Individual tree crowns that do not overlap to form a continuous canopy layer.\r\n"},"82":{"name":"persistent gain","description":"Forests that have experienced one gain event from 2001 to 2016.\r\n"},"13":{"name":"persistent loss and gain","description":"Forests that have experienced one loss or one gain event from 2001 to 2016."},"97":{"name":"plantation","description":"An area in which trees have been planted, generally for commercial purposes.\u0026nbsp;\r\n"},"93":{"name":"plantations","description":"An area in which trees have been planted, generally for commercial purposes.\u0026nbsp;\r\n"},"88":{"name":"planted","description":"A forest composed of trees that have been deliberately planted and\/or seeded by humans.\r\n"},"14":{"name":"planted forest","description":"Stand of planted trees \u2014 other than tree crops \u2014 grown for wood and wood fiber production or for ecosystem protection against wind and\/or soil erosion.\r\n"},"73":{"name":"planted forests","description":"Stand of planted trees \u2014 other than tree crops \u2014 grown for wood and wood fiber production or for ecosystem protection against wind and\/or soil erosion."},"148":{"name":"planted trees","description":"Stand of trees established through planting, including both planted forest and tree crops."},"149":{"name":"Planted trees","description":"Stand of trees established through planting, including both planted forest and tree crops."},"15":{"name":"primary forest","description":"Old-growth forests that are typically high in carbon stock and rich in biodiversity. The GFR uses a humid tropical primary rainforest data set, representing forests in the humid tropics that have not been cleared in recent years.\r\n"},"64":{"name":"primary forests","description":"Old-growth forests that are typically high in carbon stock and rich in biodiversity. The GFR uses a humid tropical primary rainforest data set, representing forests in the humid tropics that have not been cleared in recent years.\r\n"},"58":{"name":"production forest","description":"A forest where the primary management objective is to produce timber, pulp, fuelwood, and\/or nonwood forest products."},"89":{"name":"production forests","description":"A forest where the primary management objective is to produce timber, pulp, fuelwood, and\/or nonwood forest products.\r\n"},"87":{"name":"seminatural","description":"A managed forest modified by humans, which can have a different species composition from surrounding natural forests.\r\n"},"59":{"name":"seminatural forests","description":"A managed forest modified by humans, which can have a different species composition from surrounding natural forests. "},"96":{"name":"shifting agriculture","description":"Temporary loss or permanent deforestation due to small- and medium-scale agriculture.\r\n"},"103":{"name":"surface roughness","description":"Surface roughness of forests creates\u0026nbsp;turbulence that slows near-surface winds and cools the land as it lifts heat from low-albedo leaves and moisture from evapotranspiration high into the atmosphere and slows otherwise-drying winds. \r\n"},"17":{"name":"tree cover","description":"All vegetation greater than five meters in height and may take the form of natural forests or plantations across a range of canopy densities. Unless otherwise specified, the GFR uses greater than 30 percent tree canopy density for calculations.\r\n"},"71":{"name":"tree cover canopy density is low","description":"Less than 30 percent tree canopy density.\r\n"},"60":{"name":"tree cover gain","description":"The establishment of tree canopy in an area that previously had no tree cover. Tree cover gain may indicate a number of potential activities, including natural forest growth or the crop rotation cycle of tree plantations.\u0026nbsp;As such, tree cover gain does not equate to restoration.\r\n"},"18":{"name":"tree cover loss","description":"The removal or mortality of tree cover, which can be due to a variety of factors, including mechanical harvesting, fire, disease, or storm damage. As such, loss does not equate to deforestation.\r\n"},"150":{"name":"tree crops","description":"Stand of perennial trees that produce agricultural products, such as rubber, oil palm, coffee, coconut, cocoa and orchards."},"19":{"name":"tree plantation","description":"An agricultural plantation of fast-growing tree species on short rotations for the production of timber, pulp, or fruit.\r\n"},"72":{"name":"tree plantations","description":"An agricultural plantation of fast-growing tree species on short rotations for the production of timber, pulp, or fruit.\r\n"},"85":{"name":"trees outside forests","description":"Trees found in urban areas, alongside roads, or within agricultural land\u0026nbsp;are often referred to as Trees Outside Forests (TOF).\u202f\r\n"},"151":{"name":"unmanaged","description":"Naturally regenerated forests without any signs of management, including primary forest."},"105":{"name":"unmanaged natural forests","description":"Naturally regenerated forests without any signs of management, including primary forest.\r\n"}}}

Citation

“Tropical Forest Loss Drops Steeply in Brazil and Colombia, but High Rates Persist Overall.” Global Forest Review, updated April 4, 2024. Washington, DC: World Resources Institute. Available online at https://research.wri.org/gfr/latest-analysis-deforestation-trends